Semoga dia tidak trauma ke rumah sakit. Hari selasa kami daftar ke receptionist medical untuk khitanan Akhdan, mumpung liburan dan dianya juga mau. Hehehe....mau karena belum tau....Jadi penggemar Ben Ten ini diboyong ke dokter untuk diperiksa kemudian ke lab cek darah. Ternyata kata dokter urusan khitan bisa langsung daftar ke emergency. Di emergency, Akhdan dijadwalkan Rabu siang.
OK, Rabu kami datang, nenek pun tidak mau ketinggalan momen bersejarah. Ramai2, rayna, maisha, saya, ayahnya, nenek. Hmmm....sampe ditegur perawat. "Hayo ga boleh ditungguin rame2 ya bu, cukup dua orang saja, ini tempat infeksius". Haduh mana ga ada yang mau ngalah lagi, nenek bertahan demi cucunya, lha saya ibunya juga ga mau ketinggalan, apalagi ayahnya sudah siap2 dengan kamera. Yang pantas keluar adalah Maisha dan Rayna. Tapi siapa yang mau jagain krucil itu diluar. Nenek sudah mengambil posisi strategis, kedua tangannya dipegang Akhdan yang mulai meringis-ringis, tak mungkin dikudeta. Ayahnya sudah siap memotret wajah penyesalan Akhdan, tiap ekspresi jangan terlewat. Ah, perawat ga ngerti banget sih. Ini kan momen bersejarah, sekali seumur hidup. Bolehlah untuk sekali ini kami ikut merubung. Lain kali tidak, janji. Maka kami diam-diam saja, bersembunyi dibalik tirai, untung Bang Syam sang peng-khitan ga ambil pusing. Matanya sudah tak jauh dari properti Akhdan. Maisha berulah, dia minta turun. Sepatunya..sepatu Cit Cit itu. Saya akhrnya memboyong anak2 keluar, mengawasi mereka naik turun tangga.
Lima belas menit berlalu, saya udah ga tahan. Saya harus tau apa yang dialami Akhdan. Tak peduli dihardik suster. Saya langsung menyelinap masuk, bawa anak2. Tadaaa, tak cuma nenek dan pak edot, tapi beberapa orang ikut menengok. Segera Akhdan mendapat simpati dari pengunjung emergency. Menghibur sambil tersenyum-senyum, mungkin teringat pengalaman dulu ya Pak? Khitanan dimana-mana punya daya tarik tersendiri, semua orang ingin melihat prosesnya, melihat ekspresi si anak meringis-ringis. Namun semuanya yang melihat itu tersenyum....puas. Semoga Allah memberikan berkah.
Pantaslah dikampungku anak khitanan seperti raja, dibelikan mainan, kuda lumping, bikin nasi kuning, bekakak hayam, dan baskom penuh uang saweran.Habis-habisan anak itu dibujuk rayu melupakan rasa sakitnya.Orang-orang tua memberikan wejangan,'hati-hatilah Nak, kalau sudah besar nanti jaga baik-baik 'properti'mu itu", jangan sembarangan bergaul. Banyak-banyak mengaji, rajin shalat dan puasa.
Pulang ke rumah Akhdan meringis-ringis. "Akhdan hebat ya, taun baru t%t$t baru hehehehe",hibur papah. Tapi ko yang ketawa papah ya. Semoga cepat sembuh sayang, I love you Bibeh, salam Changcuters idola Akhdan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Hahaa.. .Opi.. kamu kocak banget ceritanya :p. Hhhh jadi gemes pengen ikutan ngintip Akhdan disunat hua haa....
Selamat ya Akhdan ganteng.. doakan Zaka menyusul segera :p.
Post a Comment