11.19.2008

nasi ayam

Saya dan sepupu suatu hari memutuskan ke Ciamis, kampung halaman kami. Dia dalam rangka menengok neneknya, saya dalam rangka jalan2. Pagi-pagi kami beli tiket kereta ekonomi, karena bisa berhenti distasiun Ciamis. Kereta berangkat jam 7, awalnya kosong, lama2 terisi penuh disetiap stasiun. Tukang jual makanan mulai berseliweran, asongan, majalah, pengamen,kacamata cengdem, kepala pun tersenggol berkali2 karena aisle yang sempit. Minum sedikit-sedikit, kalo kereta penuh begini wc terisi penumpang, sedang kami sampai tujuan 5 jam.

Paling banyak penjual nasi ayam, seharga 2500 perak isinya sekepal nasi, sepotong kecil ayam goreng, sambel goreng tempe, dan sayur urap. Well, rasanya sedap! Penjualnya rata-rata ibu2, diantaranya ada mba-mba dengan body semlohay, celana jeans ketat merah dan lipstik merah menyala. Menggunakan daya pikatnya untuk melariskan dagangan, berkali kali dia bolak balik di gerbong kami. Tapi lama-lama saya ngeh, rupanya sepupu saya yang emang tampang lumayan, dengan bulu2 halus ditangan, dada dan dagunya bikin hati si penjual nasi berdesir. Xixixixi, saya sudah ketawa geli sambil nendang2 kaki sepupu tiap si mba lewat dan berhenti cukup lama sambil terus merayu,"Ayo mas nasi ayamnya Mas, 2500 dua buat Mas lah". XixixixixixP. Sepupu cuma nyengir kuda. "Mas, soklah geratis yu bari dihuapan",suaranya memelas serak2 basah. Sepupu lama2 jadi risih, apalagi dia mah sebenernya pemalu. Mukanya merah bak kepiting rebus. Si Mba makin gemas dan ganas.
Hingga kereta api yang emang jalannya grudak gruduk berguncang, si mba pura2 limbung dan menjatuhkan bokongnya yang besar di pangkuan sepupu! Whaaaa!!!!!

No comments: